Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah

Industri farmasi adalah industri terkait ketersediaan obat-obatan. Obat adalah paduan bahan yang digunakan diantaranya untuk mencegah, menyembuhkan, dan memulihkan dari penyakit. Produksi dari industri farmasi dapat berupa ramuan obat jadi atau bahan baku obat. Produk ramuan obat jadi atau siap saji yang khas daerah dapat berupa obat tradisional seperti jamu-jamuan. Produk bahan baku obat khas daerah diantaranya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri ada beragam jenisnya dan dapat berasal dari tumbuhan khas daerah.

Obat dapat dibagi menjadi obatan-obatan tradisional dan modern. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sediaan galenik adalah hasil ekstraksi simplisia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Obat-obatan modern adalah obat yang memiliki kandungan bahan terukur, teknik produksi modern dan diuji dengan cermat, sehingga khasiatnya juga dapat diketahui dengan pasti. Beberapa perbedaan obat tradisional dan modern antara lain sebagai berikut.
No.AspekJenis Obat
Obat tradisionalObat Modern
1.Kualitas bahanTidak standarStandar
2.Takaran bahanDiukur namun belum tentu presisiPresisi
3.KhasiatTerbukti secara empirik selama ratusan tahunTerbukti dalam pengujian penelitian laboratorium dan secara empirik
4.Panduan peracikanDipelajari turun temurunResep baku

Kekayaan alam tropis Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menghasilkan minyak atsiri. Diperkirakan terdapat 40 jenis minyak atsiri yang diproduksi dari berbagai jenis tanaman di Indonesia. Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung di dalam tanaman, yang berfungsi untuk menarik hewan dan serangga sehingga membantu proses penyerbukan tanaman, mencegah kerusakan tanaman oleh hewan dan serangga, dan sebagai cadangan makanan bagi tanaman. Bahan baku minyak atsiri ini dapat diperoleh dari daun, bunga, buah, biji, kulit batang, akar, dan rimpang. Komoditas Utama Ekspor Minyak Atsisi Indonesia antara lain sebagai berikut.
No.Komoditas EksporSentra
1.Minyak Nilam (Patchouli Oil)Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Bengkulu, Jawa Tengah
2.Minyak Akar Wangi (Vetiver Oil)Jawa Barat
3.Minyak Pala (Nutmeg Oil)Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Maluku
4.Minyak Cengkeh (Cloves Oil)Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan
5.Minyak Sereh Wangi (Citronella Oil)Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur
6.Minyak Kenanga (Cananga Oil)Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta
7.Minyak Kayu Putih (Cajeput Oil)Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Papua
8.Minyak Cendana (Sandal Wood Oil)NTT
9.Minyak Kayu Manis (Cinamon Oil)Sumatera Barat
10.LawangPapua
11.MasoiPapua

A. Produk Kesehatan Khas Daerah
Produk kesehatan khas daerah merupakan identitas daerah tersebut, dan dapat menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Produk kesehatan khas daerah dapat berupa produk jadi atau setengah jadi, pada umumnya mengolah bahan-bahan yang berasal dari daerah tersebut. Setiap daerah di Indonesia dapat memiliki tanaman atau fauna khas untuk diolah menjadi produk kesehatan khas daerah. Produk khas daerah dapat juga serupa antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena potensi bahan baku yang serupa.

Produk siap pakai dapat dibagi menjadi produk kesehatan yang digunakan di luar tubuh dan produk kesehatan yang diminum atau dimakan. Produk kesehatan yang diminum dapat berupa obat yang menyembuhkan penyakit atau minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina, serta pemulihan kesehatan. Minuman untuk menjaga kesehatan dan stamina misalnya minuman jahe yang diminum pada saat udara dingin.  Beberapa contoh produk jadi lain yang dikenal di Indonesia di antaranya jamu kunyit asem, jamu beras kencur, minyak kayu putih, dan minyak tawon.

Produk setengah jadi diantaranya adalah minyak atsiri. Minyak atsiri sangat banyak jenisnya, diantaranya adalah minyak nilam, minyak kayu putih, minyak cengkeh. Produk kesehatan dapat berupa produk jadi dan produk setengah jadi.

Produk kesehatan khas daerah memiliki tantangan maupun potensi untuk pengembangannya. Beberapa tantangan yang dimiliki produk kesehatan daerah diantaranya produk yang kurang awet, ketersediaan bahan yang tidak standar kualitasnya, dan tidak kontinu secara kuantitas (jumlah), proses pengolahan yang kurang higienis, produk yang kurang bervariasi atau pemasaran yang sulit.

B. Bahan untuk Produk Kesehatan Khas Daerah
Bahan baku produk kesehatan dapat dibagi menjadi bahan nabati dan hewani. Bahan hewani untuk produk kesehatan contohnya telur, susu, tripang, jantung kelelawar, dan sisik trenggiling. Bahan nabati untuk produk kesehatan lebih banyak jenisnya daripada bahan hewani. Berikut ini beberapa bahan produk kesehatan khas daerah.
HewaniNabati
Telur memiliki kandungan protein yang tinggi. Kandungan zat gizi biologis pada telur mentah adalah 51% sedangkan pada telur matang 91%, atau hampir dua kali lipat daripada protein yang diserap tubuh dari telur mentah.Jahe atau Zingiber oficinale, memiliki beberapa nama  yaitu halia, bahing, beeuing, sipodeh, jahi, dan jae. Rimpang jahe dimanfaatkan diantaranya untuk anti-inflamasi, mengatasi batuk dan menghilangkan nyeri otot.
Susu dapat menetralisir racun seperti timah atau logam yang masuk ke dalam tubuh. Susu kuda mampu meningkatkan pertumbuhan bakteri baik di dalam usus manusia dua kali lipat untuk melawan bakteri buruk.Secang atau Caesalpinia sappan, dimanfaatkan kulit kayunya dalam pengobatan tradisional. Ekstrak kulit kayu secang digunakan sebagai obat diabetes, disentri, luka dalam, malaria, tetanus, dan banyak lagi.
Teripang mengandung 86% protein yang mudah
diurai menjadi enzim peptin, yang berperan dalam membangun sistem kekebalan tubuh dan regenerasi sel. Ekstrak teripang dapat membantu memperbaiki fungsi hati sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit hepatitis
Sirih hijau atau Piper betle L. mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri, mengandung anti jamur, dan antioksidan. Daun sirih digunakan untuk mengobati perdarahan pada hidung, sebagai obat batuk, obat sariawan, obat jerawat
Sisik trenggiling mengandung zat aktif yang bersifat analgesik (penghilang nyeri), sehingga berpotensi menjadi bahan baku obat.Ceguk atau Quisgualis indica, ekstrak bunga ceguk memiliki merupakan antibakteri. Selain bunganya, biji, dan buah juga dimanfaatkan..
Kulit katak mengandung zat yang mampu mengaktifkan kelenjar pankreas. Ekstrak kulit katak dapat digunakan untuk obat antidiabetes yang menstimuli insulin.Belimbing wuluh atau Averrahoa blimbi L., memiliki khasiat mengobati batuk rejan. Selain buahnya, daun, bunga, dan ranting dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Sisik trenggiling mengandung zat aktif yang bersifat analgesik (penghilang nyeri), sehingga berpotensi menjadi bahan baku obat.Lidah Buaya (Aloe vera) memiliki manfaat diantaranya menghilangkan rasa nyeri kepala/ stress dan bahan pembersih untuk tubuh
Cacing tanah yaitu jenis Helodrilus caliginasus, Helodrilus foetidus, Lumbricus terrestris, dan Lumbricus rubellus berkadar protein tinggi, 64-76%. Ekstrak jenis-jenis cacing ini dapat digunakan untuk mengobati tifus.Mengkudu (Morinda Citrifolia) bisa menjadi Obat Jantung Koroner dan membantu mencegah penyakit jantung koroner. Tanaman ini biasa ditanam di aceh pada setiap rumah warga karena biasa dipakai sebagai bahan rujak 

C. Teknik Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Teknik pengolahan produk bergantung dari bahan baku dan produk akhir yang akan dibuat. Pada dasarnya teknik yang digunakan untuk pengolahan produk kesehatan terdiri atas pengeringan (pembuatan simplisia), penyulingan, dan peracikan.
 Industri farmasi adalah industri terkait ketersediaan obat Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
  1. Simplisia adalah bahan alami yang dikeringkan, yang digunakan sebagai obat. Simplisia dapat berupa bahan hewani maupun nabati. Pengeringan adalah proses pengurangan kadar air hingga sekitar 8-10%, bertujuan untuk membuat bahan tahan terhadap jamur. Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pencucian, pemotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), dan pengeringan.
  2. Tepung dari bahan nabati maupun hewani untuk produk kesehatan juga dibuat dengan tujuan kemudahan penggunaan dan keawetan. Proses pembuatan tepung ada yang mengolah bahan secara utuh atau hanya filtrat (cairan). Pembuatan tepung dari bahan meliputi tahap pencucian, pomotongan (untuk mendapatkan ukuran yang lebih kecil), pengeringan, dan penghalusan, seperti pada pembuatan tepung tripang atau serbuk jahe.  Pembuatan tepung teripang dilakukan dengan cara memisahkan daging teripang dengan isi perutnya. Teripang dibelah dengan menggunakan pisau dan dicuci dengan air mengalir sehingga daging teripang betulbetul bersih. Daging tripang lalu dipotong kecil-kecil dan dikeringkan. Daging tripang yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi tepung teripang. 
  3. Penyulingan digunakan untuk mengambil kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman. Ada tiga jenis teknik penyulingan yaitu metode perebusan, metode pengukusan, dan metode uap langsung. Perbedaan ketiga proses ini adalah pada proses penguapan minyak atsiri dari bahan yang sudah dikeringkan dan dihaluskan menjadi serbuk. Pada ketiga proses tersebut, minyak atsiri menguap bersama uap air, dikondensasi dan dipisahkan miyak dan airnya. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan kerena kedua bahan tidak dapat saling melarutkan.
  4. Peracikan adalah penggabungkan beberapa bahan dengan komposisi tertentu. Satu bahan dapat dimanfaatkan menjadi beberapa jenis obat melalui peracikan yang berbeda-beda.  Produk kesehatan yang siap pakai pada umumnya minuman, obat oles atau kompres, dan dalam bentuk pil. Pada prinsipnya peracikan meliputi tahapan persiapan bahan dan alat, penimbangan bahan, peracikan, serta penyajian.

Previous
Next Post »